Asal-usul Suku Jawa
Kita semua tau bahwa Suku Jawa menjadi salah satu suku terbesar di Indonesia. Bayang saja jumlah penduduk yang menganut suku ini mencapai hingga 40,22% dari total populasi manusia di Indonesia.
Suku ini dikenal dengan keunikan nya yang khas yang dapat dilihat segi budaya, bahasa, hingga beragam kulinernya.
Suku ini tidak hanya berada di pulau Jawa saja, melainkan seudah menyebar ke seluruh wilayah yang ada di Indonesia.
Suku yang memiliki banyak keunikan di bidang budaya, bahasa, dan kuliner khasnya ini terkenal dengan sifat dan tutur katanya yang halus. Tidak hanya bertempat tinggal di Pulau Jawa, suku jawa juga tersebar di berbagai pelosok di Indonesia.
Dari segi peradapannya, suku ini juga sudah mengalami kemajuan. Kemajauan ini dapat dilihat dari beberapa peninggalan kerajaan-kerajaan pada jaman dahulu, misal nya saja Candi Borobudur, Prambanan, Mendut, Singosari, dan masih banyak peninggalan lainnya.
Samapai saat ini, suku Jawa memang sudah tersebar hampir di selurh wilayah Indonesia, namun yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana asal-usul suku jawa?
Nah, mungkin bagi sebaian dari kalian banyak yang masih belum mengetahui tentang asal-usul suku Jawa, bukan ?
Maka dari itu, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas asal-usul suku Jawa, yuk langsung simak ya.
Asal-usul Suku Jawa
Tidak jauh berbeda dengan suku etnis Indonesia pada umumnya, masyarakat Jawa juga merupakan bangsa Austronesia dimana leluhurnya diperkirakan berasal dari Taiwan yang bermigrasi melalui negaraFilipina untuk mencapai pulau Jawa pada sekitar tahun 1500 SM hingga 1000 SM.
Akan tetapi, berdasarkan salah satu studi genetik keluaran terbaru, ditemukan bahwa ternyata orang Jawa bersama dengan masyarakat Sunda dan Bali memiliki rasio penanda genetik yang hampir sama antara genetik bangsa Austronesia dan Austroasiatik.
Selain itu, menurut arkeolog ahli anotomi yang berasal dari Belanda, Eugene Dubois, menemukan sebuah fosil manusia purba Homo erectus.
Fosil yang satu ini ditemukan di Trinil pada tahun 1891. Pasca penemuan ini, dilakukan perbandingan antara DNA fosil kuno tersebut dengan suku Jawa di masa kini.
Dari hasil perbandingan DNA tersebut, ternyata ditemukan hasil bahwa suku Jawa Kuno zaman dulu tidak jauh berbeda dengan suku Jawa zaman sekarang ini.
Hal tersebut diperkuat dengan penemuan fosil manusia purba, yaitu Pithecanthropus erectus, yang membuat para arkeolog ini menjadi yakin bahwa nenek moyang suku Jawa berasal dari penduduk pribumi.
Namun pendapat Eugene tersebut dibantah oleh Von Hein Geldern. Beliau justru memiliki teori yang sangat berbanding terbalik dengan teori yang sebelumnya.
Von Hein Geldern menyebutkan bahwa telah terjadi migrasi penduduk dari daerah Tiongkok (Yunan) di kepulauan Nusantara.
Migrasi tersebut diperkirakan sudah berlangsung sejak zaman neolitikum 2000 SM, hingga pada zaman perunggu 500 SM, yang dilakukan secara besar-besaran dengan bertahap menggunakan perahu cadik.
Tidak hanya itu, ilmuan lain seperti Dr. H. memberikan pendapatnya. Beliau berpendapat berdasarkan hasil temuan pada penelitian nya yang dilakukan pada tahun 1899, bahwasanya bahasa daerah di Indonesia mirip satu sama lain, dan Kern menarik kesimpulan bahwa bahasa tersebut akar dari rumpun yang sama, yaitu Austronesia.
Hasil temuan nya itulah yang membuat Geldern sangat yakin bahwa Suku Jawa bukan berasal dari masyarakat pribumi asli, melainkan ada ada bukti juga berupa tulisan kuno India dan keraton Malang yang berbeda.
Didalam hasil temuan tulisan kuno India, diperoleh informasi bahwa beberapa pulau di Nusantara termasuk pulau Jawa, merupakan sebuah tanah yang menyatu dengan daratan Asia dan Australia.
Namun, karena naik nya air permukaan laut membuat Pulau Jawa terpisah dengan beberapa pulau lainnya.
Dalam tulisan kono yang ditemukan, dituliskan bahwa Aji Saka, seorang pengembara yang pertama kali datang di daratan Pulau Jawa, dan menetap di sana bersama para pengikutnya menjadikan mereka sebagai nenek moyang orang dari suku Jawa.
Namun berdasarkan Babad Jawa kuno, asal usul nenek moyang suku jawa berasal dari Kerajaan Kling yang tersisihkan bersama pengikutnya.
Penyisihan tersebut merupakan dampak dari adanya perebutan kekuasaan membuka lahan baru di sebuah pulau terpencil yang dibangun oleh mereka, sebagai pemukiman dan mendirikan kerajaan yang diberi nama Javacekwara. Keturunan pangeran inilah yang dianggap sebagai nenek moyang suku Jawa menurut Babad Tanah Jawa.
Tidak hanya itu, ada juga ditemukan bukti sejarah lain, yaitu surat kuno keraton Malang. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa asal-usul suku Jawa berasal dari kerajaan Turki tahun 450 SM.
Pada saat itu, Raja Rum yang merupakan raja dari Kerajaan Turki mengutus para penduduknya untuk membuka lahan di pulau kekuasaannya yang belum berpenghuni. Namun, akibat dari gangguan binatang buas, banyak penduduknya yang menderita sehingga mereka pulang kembali ke negara aslinya.
Kemudian, di tahun 350 SM, raja kembali mengirim para penduduk untuk kedua kalinya. Perpindahan tersebut membawa 20.000 laki-laki, dan 20.000 perempuan berasal dari Koromandel. Perpindahan dipimpin oleh Aji Keler yang menemukan Nusa Kendang dengan dataran tinggi yang ditutupi oleh hutan lebat, dan banyak binatang buas.
Pada saat itu penduduk pulau tersebut merasa sangat senang untuk tinggal di pulau tersebut. Hal itu disebabkan oleh ditemukannya banyak bahan panga, serta tanahnya yang sangat subur pada kala itu.
Tanaman yang banyak ditanam di lahan itu adalah tanaman Jawi, sehingga pulai tersebut di kenal dengan Pulau Jawi.
Nah, penduduk pulau Jawi itulah yang saat ini dikenal sebagai suku Jawa.
Jadi, itu dia teman-teman mengenai asal-usul dari suku Jawa. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kalian semua mengenai suku yang satu ini ya. Terimakasih sudah mengunjungi blog ini.